Blogger templates

Minggu, 01 Desember 2013

BER”INDONESIA” ANTARA SEMANGAT NASIONALISME DAN SEMANGAT KEISLAMAN

Beberapa hari yang lalu sebuah berita menghebohkan datang dari Kabupaten Karanganyar – Jawa Tengah. Diberitakan, ada dua buah sekolah di kabupaten tersebut yang dianggap melenceng dari nilai-nilai nasionalitas. Sebagian media mengatakan bahwa dua sekolah tersebut tidak memiliki dan mengajarkan kepada siswa-siswa nya rasa hormat dan cinta kepada Indonesia. Kenapa? Karena kedua sekolah tersebut tidak mau melakukan hormat kepada bendera merah putih.

Beginilah Indonesia! Sebuah negeri antah berantah. Tidak hormat kepada bendera dianggap tidak memiliki jiwa nasionalisme! Sementara para koruptor yang mencuri triliunan uang Negara tidak pernah dianggap sebagai penghianat Negara, atau minimal mereka dianggap tidak memiliki rasa nasionalisme. Kenapa? Karena mereka tidak pernah absen ketika upacara bendera dan selalu membusungkan dada dan mengangkat tangan dihadapan merah-putih!


Saya memang tidak tau banyak apa arti “nasionalisme”, tapi dari kejadian diatas saya jadi tau bahwa nasionalisme adalah sebuah bentuk pengabdian dan penghormatan pada “simbol-simbol” Negara, meskipun tidak hormat dan mengabdi pada Negara tersebut.

Sungguh malang nasibmu wahai Indonesia. Ternyata engkau tidak lebih dari secarik kain yang berwarna merah dan putih! Setiap hari engkau harus berada ditiang, bila hujan turun engkau basah kedinginan, orang-orang yang setiap hari senin mengangkat tangan kepadamu --yang katanya mereka sangat menghormatinu-- membiarkanmu tetap di tiang. Bila angin bertiup kencang, engkau harus menghadapinya sendiri, tanpa ada yang membantu dan melindungi! Oh, Indonesia-ku…

Saat ini, banyak sekali pemberitaan yang menyudutkan Islam. Seakan Islam dianggap sebagai “penentang” Indonesia. Teroris dari Islam, pemberontak dari Islam, dan sekarang dua sekolah Islam tidak mau mengajarkan semangat keindonesiaan kepada siswa-siswa nya. Lengkaplah sudah untuk dikatakan bahwa keadaan saat ini : Indonesia vs Islam!!

Begitu tersudutnya kaum muslimin di Indonesia, hingga seakan tidak ada pilihan bagi mereka kecuali dua hal: anda mau menjadi warga Indonesia atau menjadi muslim! Pilih salah satu!!
Bila saya ditanya demikian, saya akan menjawab : saya seorang warga Indonesia yang muslim!! Tapi sayang, mungkin saya akan mendapat jawaban : Oooooo… tidak bisa!!

Sebagai bahan renungan, coba resapi bait-bait berikut :

Indonesia tanah airku

Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya

Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya

Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Menurut saya : jika anda sebagai bangsa Indonesia anda tidak perlu hafal atau bahkan menyanyikan lirik diatas, tidak perlu mengangkat tangan untuk bendera merah-putih, bahkan tidak perlu melakukan upacara!
Yang perlu anda lakukan adalah, buktikan bahwa anda adalah warga Indonesia yang baik, jujur, dan melakukan untuk Negara.
Jangan menjadi seorang “simbolistis”, tapi jadilah seorang yang realistis.
Jangan menjadi seorang munafik, tapi jadilah seorang yang berkeyakinan dan berbakti.
Jangan menjadi musuh dalam selimut, tapi jadilah bagian yang menopang.
Dan satu lagi, Indonesia terbentuk karena pengorbanan para pejuang islam yang mencita-citakan terlahirnya sebuah Negara yang merdeka. Dan hanya dengan Islam, Indonesia akan bertahan sebagai Negara yang merdeka!!
Merdeka!!

Jakarta, 9 Juni 2011

0 komentar:

Posting Komentar