Blogger templates

Minggu, 01 Desember 2013

“Saya tak Benci Muslim, tapi Ideologinya”

Geert Wilders Pendiri Partij voor de Vrijheid

Sosok Geert Wilders di mata Muslim Indonesia bisa jadi musuh. Ini karena pria kelahiran 6 September 1963 itu bicara blak-blakan bagaimana ia membenci Islam dan imigran Muslim. Wilders menjadi semacam anomali dalam politik Belanda yang adem ayem. Karena itu, menjadi menarik untuk mencoba mengetahui latar belakang pemikiran Wilders yang terlihat sangat benci Islam.

Wartawan Republika Stevy Maradona berhasil menghubungi Wilders dan mengajaknya buka-bukaan soal sikapnya terhadap Islam. Lewat sambungan telepon bernomor rahasia (private number), Jumat (21/11)sore, suara Wilders terdengar ringan dan tanpa beban. "Di Belanda sekarang baru pukul 10.15 pagi," katanya. Ia berbicara dengan cepat, omongannya mengalir deras sekaligus tegas. Beberapa kali ia tertawa ketika dikonfrontasi soal Islam dan pribadinya. Berikut petikan wawancaranya :


Mr Wilders, Anda membenci Muslim?
Tidak! Jangan salah. Saya tidak membenci orang-orang yang beragama. Saya tidak membenci Muslim, saya tidak membenci Yahudi, saya tidak membenci Kristen. Saya tidak ada masalah dengan mereka. Saya punya banyak kawan dari agama yang berbeda. Saya tidak membenci orang-orang Islam. Yang saya tidak suka adalah ideologinya, Islamnya sebagai agama, syariah-nya. Islam itu berbahaya untuk kebebasan, kemerdekaan. Islam itu ingin menguasai masyarakat di mana ia berada. Secara ideologi, Islam sangat berbahaya!

Memang ada sebagian kecil Muslim yang radikal, tapi justru lebih banyak Muslim yang moderat. Bagaimana Anda melihatnya?
Saya setuju itu. Mayoritas penganut Islam di dunia memang moderat. Mereka orang-orang yang normal. Saya percaya soal moderat. Sekali lagi saya ulangi, yang saya tidak percaya adalah Islamnya. Islam itu menurunkan kekerasan dan totaliter. Misalnya, di masyarakat kami tidak masalah ketika seseorang berganti agama. Tapi, coba kalau itu terjadi di masyarakat Islam. Itu akan jadi hal yang mengerikan.

Tapi, Eropa saat ini sedangmembuka diri terhadap Islam dan Muslim. Inggris bahkan menjadi jembatanpenghubung industri keuangan syariah di Eropa?
Karena itu, saya menganggapnyasebagai mimpi buruk! Saya percaya, hal paling buruk yang terjadi di satu negaraadalah ketika negara itu menerima aturan hukum syariah, seperti makanan yanghalal, perbankan syariah, dan lain sebagainya. Syariahisasi mengancamperadaban. Ini terjadi di mana-mana.
Awal tahun ini saya ke Australia,saya melihat hal yang sama, syariahisasi. Saya tidak ingin beberapa tahun kedepan anak-anak di Eropa bangun dan melihat jam syariah. Kami tidak nyamandengan syariah. Kami sudah nyaman dengan budaya kami sendiri.

Anda sepertinya trauma terhadap Islam?
Tidak. Saya tidak trauma terhadapIslam. Saya tidak ada masalah psikologis dengan Islam... (Wilders tertawa).Anda tidak menganggap saya gila kan berbicara seperti ini?

Kalau begitu, apakah Anda merasa ultranasionalis?
Tidak juga. Saya memandang dirisaya patriot. Saya nasionalis. Kebencian saya terhadap Islam bukan semata-mataultranasionalis atau apa pun. Saya punya argumen untuk membenci Islam. Dan sayapunya hak untuk menya takan argumen saya itu. Sebagian argumen itu saya tuangkandi dalam buku saya Marked for Death: Islam's War Against the West and Meyang terbit tahun lalu.

Anda merasa terancam?
Tidak mudah hidup sebagai GeertWilders. Saya beri tahu Anda, keluarga saya harus di dalam pengawasan aparatkeamanan 24 jam. Kami tinggal di barak. Kelompok Islam radikal mengancam saya.Ini harga yang sangat mahal yang harus saya tebus karena saya menegaskan sayamembenci Islam. Bukan Muslimnya, tapi ideologinya.
Selama 10 tahun kami hidupseperti ini. Saya rasa, saya satu- satunya politisi di Eropa yang dibeginikan.Sebaliknya, saya rasa kalau dulu saya membenci ideologi Kristen saya tidak akanmendapat ancaman seperti ini.

Kapan sebenarnya Anda mu lai membenci Islam? Apakah sudahsejak remaja?
Saat remaja saya pernah tinggalbeberapa bulan di Israel. Setelah itu saya terjun ke dunia politik. Saya masukke Partai Liberal. Sebelum akhirnya saya memutuskan untuk membuat partaisendiri. Saya mengunjungi organisasi pers, organisasi Muslim, dan organisasiperempuan di negara-negara Islam. Di Iran, misalnya, pemerintah menutup suratkabar hanya karena surat kabar itu berbeda pendapat dengan penguasa.
Padahal, menurut saya, Muslimitu sebagai anggota masyarakat punya banyak sekali potensi, tapi Islam mengekangpotensi itu. Sekali lagi saya katakan saya tidak punya masalah dengan pemelukIslam ya. Saya hanya membenci ideologi mereka.

Dikutip dari harian Republika,Jum’at 22 November 2013

====================================

Komentar saya :

Sungguh benar firman Allah ta'ala :

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ


"dan orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan Ridho terhadap kalian, hingga kalian mengikuti ajaran mereka"
 (QS. Al-Baqoroh : 120).

Dan inilah yang diharapkan oleh musuh-musuh islam... mereka tidak berharap orang-orang muslim menjadi kafir, atau mengubah keterangan agama dalam KTP mereka.. tidak!! mereka hanya mengharapkan orang islam jauh dari ideologinya... orang islam yang hidup tanpa identitas keislaman... orang islam yang hanya bangga dengan "sebutan" islam, bukan substansinya...

Karena kekuatan islam ada pada jiwa mereka, bukan materi mereka. Ada pada keimanan dan ketakwaan mereka, bukan pada senjata dan jumlah mereka.

Sejarah telah mencatat, Al-Qur'an juga mengabadikan, bagaimana generasi awal ummat ini, yang dibela oleh orang-orang lemah, orang-orang miskin, orang-orang yang semula tidak memiliki angan-angan bisa menguasai dunia... tapi ternyata sanggup meruntuhkan dua kekuatan raksasa, Romawi dan Persia.

Allah puji kehebatan para sahabat, generasi awal ummat ini. Yang jumlah mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pasukan Romawi dan Persia.

إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ ۚ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ

"Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti" (QS. Al-Anfal : 65).

Satu orang sahabat, dinilai oleh Allah sebanding dengan 10 orang petarung!! kekuatan apa yang ada pada diri mereka? tidak lain adalah kekuatan iman dan takwa... kekuatan ideologi!

... itu adalah sejarah emas ummat ini. Namun kini, ummat islam telah menjadi seperti apa yang digambarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam :


لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

Apa yang diinginkan oleh musuh-musuh islam sudah hampir tercapai secara sempurna... kebanggaan yang ada pada ummat ini terhadap agamanya hanyalah kebanggaan karena disebut sebagai muslim! Namun tidak bangga menjadi sosok muslim yang militan terhadap agamanya!! Tidak bangga menampakkan syi'ar islam dalam dirinya... maka kehinaanlah yang menimpa mereka.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ


“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridho dengan perkebunan dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian”. (HR. Abu Daud dan lain-lainnya dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shohihah No. 11).

0 komentar:

Posting Komentar