Blogger templates

Minggu, 09 Agustus 2020

Rumusan umum membuat visi sekolah

Oleh: Aminullah Yasin

Merumuskan visi sekolah/ pesantren itu gampang-gampang sulit. Gampang karena perumusan visi itu pencerminan dari harapan/ keinginan, ketika seseorang mendirikan pesantren/ sekolah pasti punya harapan dong untuk apa pesantren tsb berdiri... Nah, visi itu adalah membahasatuliskan harapan yg tersimpan di kepala ke dalam kertas. 

Tapi ada sulitnya juga. Karena ternyata memendam perasaan itu lebih mudah daripada mengungkapkannya... 😜😝

Skip... Skip... 

Sekarang, jika anda ingin membuat rumusan visi pesantren rumusan umumnya adalah SMART. Apa itu SMART?

S = Spesifik. 

Nah, rumusan visi harus spesifik, ungkapannya jangan terlalu umum. Contoh : "Menjadi Pesantren Unggulan." Kalimat ini masih terlalu umum, sebab penafsiran unggulan itu bisa bermacam². Jika visinya spt itu, nanti menurunkannya kedalam program kerja akan sulit. Maka buatlah spesifik, contoh: "Menjadi Pesantren Mandiri, Berwawasan Lingkungan, Bermanhaj Ahlus Sunnah Wal Jama'ah." Disini kalimatnya sudah spesifik. 

M = measurable (terukur)

Maksudnya, visi harus memiliki ukuran jelas dalam pencapaiannya. Jika visi kita "menjadi pesantren mandiri", maka kemandirian disini harus dapat diukur. Sehingga ketika itu tercapai, maka kita berhasil dalam menjalankan program, karena sesuai visi. Visi yg tidak memiliki ukuran ketercapaiannya, maka itu visi yg tidak efektif. Ingat, visi bukanlah urusan hati yg terkadang gak bisa diukur atau ditimbang... 😁

Gampangnya: sebuah visi harus mampu menjawab pertanyaan *how*. "Bagaimana kita mengetahui visi tersebut telah tercapai?"

A = achievable (dapat dicapai)

Sebuah visi harus dapat dicapai... Kalau visi gak bisa dicapai jangan dipertahankan... Masih banyak kok visi lain yg berkenan kita gapai... Hehe

Sebuah pesantren kalau rumusan visinya adalah sesuatu yg dapat dicapai, maka itu akan sangat baik. Kerja tim akan fokus, sehingga optimal dan hasilnya maksimal. Efektif dan efisien. Tapi kalau visinya "ketinggian" alias suliiiiit dicapai, maka biasanya visi tersebut cuman jadi menuh²in brosur pesantren aja... Tapi gak dijalanin. Kan eman²...

R = Relevant

Menyatakan sesuatu relevant atau tidak bisa dilihat dari faktor kelayakan, kebutuhan, situasi & kondisi, dan internal organisasi.

Pertanyaan simpelnya : apakah visi ini layak untuk diperjuangkan? apakah visi ini sesuai dg kebutuhan "pasar"? Apakah visi ini berada pada waktu yg tepat? Apakah internal tim kami tepat mengejar visi ini?

Relevansi ini penting, karena kalau kita tidak merumuskan visi berdasarkan relevansi, bisa² nanti pesantrennya berubah menjadi "bancaan bisnis"... 😌

T = time-based.

Nah ini nih yg sering dilupain... Merumuskan visi, tapi menjadi visi abadi... Gak bisa diukur kira² kapan visi tsb dapat terwujud. Efeknya apa? program²nya akan bersifat "bongkar-pasang". Sekarang ada program hafalan mutun, baru jalan beberapa bulan programnya dihapus, ganti dg program syarah kitab, baru jalan 2 kali pertemuan eh libur berbulan². 

Nah, kalau visinya gak punya waktu pencapaian yg jelas, ya jadinya gitu... Lah wong visinya abadi o', woles aja kelesss... 😏

Berani gak, anda bedah visi sekolah/ pesantren anda dg rumusan SMART? Kira² sdh tepat atau belum? Kalau belum, mari disempurnakan... 


#visipesantren

#smart

#manajemenpendidikan

#administrasipendidikan

0 komentar:

Posting Komentar