Belakangan ini banyak narasi di media sosial yang mengkritisi kurikulum merdeka, bahkan sebagian narasi sampai menyebutkan bahwa proyek kurikulum merdeka merupakan proyek pembodohan generasi muda di Indonesia. Terlepas dari adanya plus – minus dalam kurikulum merdeka, mari kita coba melihat dengan perspektif yang lebih luas dari sekedar melihat sebuah “kurikulum” saja.
[1] Perkembangan teknologi dan asimilasi budaya
Perkembangan teknologi yang sangat pesat belakangan ini memberikan impact
yang sangat besar terhadap kepribadian generasi muda. Bahkan -mungkin- inilah
penyebab utama “pembodohan” yang terjadi ditengah anak-anak usia sekolah.
Teknologi ditangan anak-anak itu laksana lentera ditangan bayi, tidak menerangi justru membakar dan membahayakan. Kepribadian banyak anak (sering disebut sebagai gen Z dan gen Alpha), terbentuk akibat seringnya interaksi dengan game online dan media sosial. Gaya komunikasi yang berkembang pada Gen Z dan Gen Alpha sudah seperti komunikasi M2M (mesin ke mesin), tidak lagi mencerminkan komunikasi antarpribadi. Anak-anak bias dalam membedakan dengan siapa dia berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga oleh banyak orang dewasa mereka dianggap tidak memiliki sopan santun dan tata krama.