Oleh: Aminullah Yasin
Program Tahfizh Al-Qur'an beberapa tahun terakhir ini sedang menjadi hit. Banyak pesantren² baru bermunculan yg menyematkan kata² "Pesantren Tahfizhul Qur'an" atau "Rumah Tahfizh" dan yg semisalnya.
Tak ketinggalan, pesantren² yg telah lama eksis pun, memunculkan program Tahfizhul Qur'an sebagai salah satu program unggulan dengan berbagai macam model dan sistematika yg disesuaikan dengan iklim & budaya organisasi yg berlaku di masing² pesantren tsb.
Tentu saja hal ini merupakan satu kondisi yg harus kita syukuri bersama, karena kaum muslimin di Indonesia turut serta dalam bagian penjagaan Al-Qur'an yg Allah ta'ala sebutkan dalam surat Al-Hijr, ayat ke-9:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (9)
"Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an) dan Kami pula-lah yang akan melakukan penjagaan terhadapnya."
Berkata Syekh As-Sa'di tentang ayat tersebut, "Penjagaan tersebut adalah ketika Al-Qur'an diturunkan dan setelah Al-Qur'an diturunkan. Ketika diturunkan, yaitu Allah menjaga Al-Qur'an dari usaha pencurian para Syaithon. Adapun penjagaan setelah diturunkannya adalah dengan menjadikan Al-Qur'an ini berada didalam dada Nabi Muhammad lalu di dada² ummatnya (dengan menghafalnya)... Dan diantara bentuk penjagaan Allah terhadap Al-Qur'an adalah Allah akan menjaga ahli Al-Qur'an* dari para musuh² mereka..." (Tafsir As-Sa'di, secara ringkas)
*Ahli Al-Qur'an adalah orang² yg menghafal, mempelajari, mengamalkan dan mengajarkannya -pent.
Tiap tahun di negeri kita bermunculan banyak hafizh baru... Mungkin pertambahan jumlah hafizh tiap tahun di negeri kita bisa ratusan atau bahkan ribuan... Satu hal yang sangat menggembirakan.
Disisi yang lain, ada fenomena yang harus menjadi perhatian bersama agar semangat menjadikan Al-Qur'an sebagai program unggulan pendidikan di Pesantren bisa benar² menjadi hal yg bermanfaat besar. Fenomena tersebut sudah diperingatkan jauh-jauh hari oleh Nabi Muhammad _shallallahu 'alaihi wa sallam_ :
أكثر منافقي أمتي قراؤها
"Mayoritas munafiq ummatku adalah para penghafal Al-Qur'an nya" HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani.
Fenomena "hafizh munafiq" harus menjadi perhatian bersama, karena ini bukan perkara ringan yg bisa diabaikan begitu saja. Untuk membaca fenomena ini, mari kita renungkan melalui beberapa fakta disekitar kita: